1. Menganalisis diri sendiri berdasarkan warna topi (Edward de Bono)!
Sebelum saya menganalisi diri saya, terlebih dahulu mengatahui dahulu apa saja warna topi itu dan sifat apa saja
Information, White
Murni mempertimbangkan informasi apa saja yang tersedia, apa saja faktanya?
(considering purely what information is available, what are the facts?)
Topi putih (white hat) ini mengharuskan kita untuk fokus pada data dan
informasi yang tersedia, melihat data-data yang kita miliki, dan melihat apa
yang dapat kita pelajari dari situ. Berdasarkan data-data yang ada, kita akan
mencari "gap" yang terjadi, melakukan analisa atas temuan tersebut. Di
sinilah kita menganalisa tren masa lalu, dan mencoba untuk ekstrapolasi data
historis tersebut, bukan malah menutupi fakta yang ada. White hat ini mewakili
sifat netral dan objektif, mengenakan topi putih artinya mengumpulkan data dan informasi
yang relevan sebanyak mungkin. Informasi dan data bisa berupa fakta, tabel,
grafik yang netral dan objektif, dan murni hanya berisi informasi, bukan sebuah
opini ataupun interpretasi.
Emotion, Red
Reaksi intuitif atau noluriah atau pernyataan perasaan emosional (tetapi
tidak ada pembenaran) (Intuitive or instinctive gut reactions or statements of
emotional feeling (but not any justification)
Untuk melihat masalah menggunakan intuisi dan emosi maka kita bisa
menggunakan topi merah (red hat), termasuk saat kita mencoba berpikir bagaimana
orang lain akan bereaksi secara emosional. jadi topi merah ini melambangkan
emosi dan perasaan, baik yang positif maupun yang negatif tanpa perlu alasan
ataupun logika. Emosi juga menyangkut perasaan yang lebih kompleks dan tinggi,
yaitu naluri (insting) dan intuisi Cintuition), yang seringkali memberi arah
yang tepat akan hal-hal yang tidak bisa dijelaskan oleh fakta dan informasi jadi
cobalah untuk bisa memahami tanggapan orang-orang yang tidak sepenuhnya tahu
alasan dari keputusan yang hendak kita ambil.
Discernment, Black
Logika diterapkan untuk mengidentifikasi alasan agar berhati-hati dan
konservatif. Praktis, realistis. (Logic applied to identifying reasons to be
cautious and conservative. Practical, realistic)
Dengan menggunakan topi hitam (black hat), maka kita akan belajar untuk
melihat semua poin buruk dari keputusan yang akan kita ambil. Kita harus
melihat dengan cermat, penuh kehati-hatian, dan demi keselamatan diri kita
sendiri, kita harus mencoba untuk melihat jika hal ini tidak berjalan
sebagaimana yang kita harapkan. Ini adalah hal yang sangat penting, karena akan
menyoroti titik lemah dari sebuah kondisi yang tidak pernah dipresentasikan di
dalam sebuah rencana. Hal ini akan memungkinkan kita untuk mengubah atau
menghapus pilihan tertentu, untuk mempersiapkan rencana darurat guna
mengantisipasi kondisi khusus yang memiliki potensi menggagalkan rencana utama.Black
hat membuat rencanakita lebih tangguh dan lebih fleksibel, yang juga dapat
membantu kita menemukan kesalahan sebelum kita mulai melakukan tindakan. Black
hat adalah salah satu manfaat nyata dari teknik ini, karena banyak orang selalu
diajarkan untuk berpikir positif saja, sehingga kita sering tidak dapat melihat
masalah dari permukaan. Hal ini membuat kita tidak siap ketika hal-hal yang
tampak bagus tadi mendadak berubah karena ada satu dan lain hal diluar yang
kita perkirakan. Black hat adalah lambang kritis dan kehati-hatian yang
menganalisis dan menilai semua sisi negatif dari suatu persoalan, mencari semua
faktor resiko, kesulitan dan kelemahan suatu ide. Black hat akan membawa kita
untuk selalu berada di track yang benar, tetap dalam aturan, serta tidak melakukan
hal-hal yang bodoh dan ilegal dan juga mengajak untuk selalu bersikap logis. Tetapi
kita harus ingat, jika kita berlebihan dalam menggunakan topi hitam maka akan
menyebabkan sifat pesimis pada diri kita, dan hal ini tidak baik, karena akan
menghambat kemajuan kita.
Optimistic Response, Yelow
Logika yang diterapkan untuk mengidentifikasi manfaat mencari harmoni,
melihat sisi dengan situasi yang lebih terang dan cerah (Logic applied to
identifying benefits, seeking harmony, sees the brighter, sunny side of situations)
Topi Kuning tellow hat), melambangkan cahaya dan optimisme, yang berfokus
pada alasan yang logis dan positif, topi kuning membantu kita untuk berpikir
positif. Dengan pandangan optimis yang akan membantu kita untuk melihat semua
keuntungan dari keputusan yang kita buat dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya. Topi kuning ini juga digunakan untuk berpikir konstruktif dan
generatif, yang membuat segalanya bisa dilaksanakan atau mungkin untuk
dilaksanakan. Spektrum positif yang dimiliki oleh yellow hat sangatlah lebar,
terentang mulai dari sisi logis dan praktis hingga sisi impian, visi, misi
serta harapan pada sisi yang lain.Jadi topi kuning ini akan bisa membantu kita
untuk terus mampu berjalan ketika segalanya tampak sulit dan gelap.
Creativity, Green
Pernyataan provokasi dan investigasi melihat ke mana perginya pikiran,
berpikir kreatif di luar kotak (Statements of provocation and investigation,
seeing where a thought goes, thinks creatively, outside the box).
Green Hat atau topi hijau ini mewakili sifat-sifat positif energi,
produktivitas, artinya kita bicaramengenai pertumbuhan, bicara mengenai
kreativitas dan mencari ide-ide baru yang out of box. Solusi kreatif dari
sebuah masalah, dengan mencoba untuk berpikir tidak biasa, termasuk menantang kebijakan
kita untuk mampu menerima kritik atas ide-ide kreatif kita sendiri. Topi hijau
akan mengeliminasi kesulitan yang telah terdeteksi oleh topi hitam, yang juga
berarti kita harus bisa meninggalkan cara-cara atau metode lama yang sudah
biasa kita gunakan dan beralih kepada hal-hal baru dan perspektif baru. Jadi
dengan Topi hijau itu artinya kita siap dengan perubahan dan perubahan yang
positif dan konstruktif.
Managing, Blue
Apa topiknya? apa yang sedang kita pikirkan? apa tujuannya?, bisakah melihat gambaran besarnya? (what is the subject?, what are we thinking about?, what is the goal?, can look at the big picture?)
Topi biru berperan dalam pengendalian proses berfikir dan pengambilan keputusan secara keseluruhan, dipakai oleh para leader atau pemimpin pertemuan untuk mengambil keputusan.Selain blue hat ini juga digunakan oleh para leader diawal pertemuan untuk memberi gambaran besar tentang situasi dan kondisi yang sedang dihadapi, memberikan arh yang hendak dituju, dan obyektif yang hendak dicapai. Saat proses diskusi atau pengambilan keputusan menemui hambatan yang disebabkan ide-ide yang kurang cetar membahana, mereka bisa mengarahkan kegiatan berpikir dengan menggunakan green hat.Ketika dibutuhkan rencana cadangan, mereka akan meminta topi hitam untuk berpikir, dan lain sebagainya.Bentuk lain dari topi biru ini adalah dengan melihat masalah dari sudut pandang pelanggan yang berbeda atau professional yang lain, misalnya dari sudut pandang dokter, arsitek, direktur penjualan,dan lain-lain. Pada akhir diskusi atau pertemuan, maka topi biru biasanya juga membuat atau meminta kesimpulan. Keputusan, rangkuman serta solusi yang telah dicapai, dan di bawah topi biru ini juga ditentukan rencana atau langkah berikutnya.
Setelah dilihat dari
paparan yang sudah di jelaskan di atas saya dapat mengambil padangan bahwa saya
memiliki kepriadian topi putih dan merah namun terkadang bisa menjadi topi
hitam.
Alesannya karena di
kehidupan sehari- hari saya biasanya haru melihat fakta-fakta dari berbagi
sudut dan di lanjut bagaimana perasaan dari orang terkait tersebut jadi saya
akan tau bagaimana mempertimbangkan masalah atau langkah yang biasanya di
ambil.
Namun terkadang saya
tidak mempertimbangkannya, setelah liat fakta-fakta saya akan
cenderung menggunakkan perasaan, jadi tak di pungkiri jika sering
terjadi kegagalan namun ada kepuasan dari diri saya atau perasaan dari orang
lain. Jika ketika masalah terjadi di beberapa orang, dan saya mementingkan
perasaana orang lain makanya ada beberapa hal yang terjadi adalah kesempatan
yang kita ambil ada gagal namun saya mendapatkan kepercayaan dan tidak melukai
perasaan orang lain yang membuat suasana tidak canggung atau renggang. Dan jika
berhasil pun di situ saya dapat double kesempatan
baik. Dan ketika itu kesempatan dari dirisendiri mesekipun gagal
atau tidak sesuai konsepan setidaknya saya pernah mencobanya, dan itu menjadi
kepuasan diri.
2. Poin- poin Common Barriers
1.
Lack of relevant background information
( Kurangnya informasi
latar belakang yang relevan )
2.
Poor reading skills ( Keterampilan membaca
yang buruk )
3.
Poor listening skills ( Keterampilan mendengar
yang buruk )
4.
Bias ( Bias )
5.
Prejudice ( Prasangka )
6.
Superstition ( Takhyul )
7.
Egocentrism ( Egosentrisme )
8.
Socio-centrism ( Sosialsentrisme )
9.
Peer pressure ( Tekanan teman sebaya )
10.
Mindless conformism ( Kesesuaian tanpa
pikiran )
11.
Mindless non-conformism ( Ketidaksesuaian yang
tidak masuk akal )
12.
Provincialism ( Daerahisme )
13.
Narrow-mindedness ( Pikiran sempit )
14.
Closed-mindedness ( Pikiran tertutup )
15.
Distrust of reason ( Ketidakpercayaan pada
alasan )
16.
Stereotyping ( Stereotip )
17.
Unwarranted assumptions and stereotypes
( Asumsi dan stereotip
yang tidak beralasan )
18.
Relativistic thinking ( Pemikiran relativistik
)
19.
Scapegoating ( Mengkambinghitamkan )
20.
Rationalization ( Rasionalisasi )
21.
Wishful thinking ( Angan-angan )
22.
Short-term thinking ( Pemikiran jangka
pendek )
23.
Selective perception / attention (
Persepsi / perhatian selektif )
24.
Selective memory ( Memori selektif )
25.
Overpowering emotions ( Emosi yang sangat kuat
)
26.
Self-deception ( Menipu diri sendiri )
27.
Face-saving ( Penyelamatan harga diri )
28. Fear of change ( Takut akan perubahan )
Yang tidak saya mengerti
dibagian
·
Bias
·
Wishful
thinking
·
Short
term thinking
· Mindless non-conformism
te
D
Komentar
Posting Komentar